Rabu, 11 Maret 2020

Kotagede Jadi Kota Terindah di Asia Versi CNN Internasional



KRJogja. - Dengan 12 kota lainnya di Asia, Kotagede terpilih sebagai Kota Terindah di Asia versi CNN Internasional. Ada beberapa hal yang menyebabkan lokasi tempat lahirnya kerajaan Mataram Islam ini menjadi kota terindah.

Salah satu harapan setelah terpilih sebagai Kota Terindah di Asia berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

”Tentu saja kami mengapresiasi predikat tersebut. Meski sebagai penduduk asli tadinya tidak sadar tentang indah atau tidaknya. Tapi yang jelas, kalau nyaman memang iya,” ungkap salah satu tokoh masyarakat Kotagede Achmad Charris Zubair kepada KR, Rabu (4/12).

Menurut Charris, predikat tersebut diharapkan menjadi pelecut untuk menjaga dan merawat Kotagede. Caranya, memberikan inspirasi dan kontribusi agar terjaga kemanfaatannya bagi kehidupan masyarakat.

Dipaparkan pegiat pelestarian Kawasan Cagar Budaya Kotagede tersebut, ada beberapa faktor yang membuat Kotagede tumbuh sebagai kota unik hingga menghasilkan keindahan. Paling tidak ada tiga periode arsitektur yang mampu memberikan warna bagi Kotagede.

Periode pertama dimulai pertengahan abad ke-16 atau sekitar tahun 1550 M saat Sutawijaya kemudian bertahta bergelar Panembahan Senopati pada 1560- 1570. Peninggalannya berupa kraton, masjid, pemandian dan sebagainya. Menyisakan bangunan bergaya arsitektur Hindu yang kental dan unik selaras konsep ‘Tri Hita Karana’. Termasuk adanya alun-alun serta vegetasi yang sampai saat ini kompleks tersebut masih terasa keindahannya.

Periode kedua, menurut Charris Zubair, ditandai keputusan Sultan Agung memindahkan pusat kerajaan ke Kerta dan Pleret. Sejak saat itu, Kotagede tidak lagi menjadi ibukota dan kraton, tapi tumbuh sebagai kota biasa.

Adanya pasar di Kotagede melengkapi konsep Catur Gatra yang menjadikan Kotagede tumbuh sebagai kota perdagangan. “Akibatnya tumbuh rumah bergaya Jawa yang dibangun mulai pertengahan abad ke-17 hingga abad ke-18," kata Charis.

Rumah Jawa yang dibangun lengkap dengan joglo, pendapa, pringgitan, gandok dan lainnya. Saat ini, masih ada 125 rumah bergaya Jawa di wilayah Kotagede. "Meski ada beberapa perubahan fungsi ruang, tapi keindahan rumah tersebut mampu mewarnai Kotagede dengan bentang wilayahnya,” sambung Charris.

Selanjutnya, masuk periode ketiga pada awal abad 20 hingga dasawarsa ketiga yang menjadikan Kotagede masuk era kejayaan perekonomian. Penduduk Kotagede yang terdiri masyarakat Kalang dan Santri memiliki hak monopoli Hindia Belanda untuk mengurus perdagangan berlian, kain dan lainnya.

“Pada periode itu menghasilkan rumah besar dan mewah bergaya Indisch yang banyak berada di Tegalgendu. Menurut kami, tiga faktor keindahan karya arsitektur itulah yang menjadi unsur penentu sumbangsih Kotagede sebagai kota terindah,” ungkapnya.

Oleh karena itu tegas Charris, potensi tersebut harus dirawat. Tidak hanya melestarikan dengan menjaga, tapi juga memanfaatkan untuk masa kini, masa depan yang memberi nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Terpisah Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyampaikan terimakasih dan apresiasi bagi pendiri serta masyarakat Kotagede masa lalu dan saat ini.

“Selamat untuk masyarakat Kotagede. Keberadaannya saat ini mampu memposisikan sebagai salah satu kota terindah di dunia adalah bukti kemampuan dan kemauan masyarakat Kotagede untuk memelihara warisannya di tengah dinamika perkembangan kota dan zaman,” ucap Dian. (Febriyanto)

Sumber: KR Jogja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar