Minggu, 09 September 2012

Sejarah SD Muhammadiyah Bodon Kotagede Jogja

Kotagede memiliki fasilitas pendidikan yang dapat dikatakan sangat memadai untuk pembelajaran bagi anak-anak maupun para remaja. Salah satu tempat pendidikan yang juga sangat terkenal di kalangan para akademisi adalah SD Muhammadiyah Bodon. Sekolah dasar ini terkenal karena memiliki kualitas yang betul-betul diperhatikan dalam mendidik murid-muridnya, walaupun sekolah-sekolah lain juga menerapkan standar kualitas mereka sendiri, namun SD Muhammadiyah Bodon memiliki keunikan tersendiri dalam mendidik murid-muridnya dalam hal aturan dan kedisplinan. Bahkan sampai sekarang pun lulusan dari sekolah dasar Bodon ini sudah tersebar di seluruh penjuru tanah air, mereka acap kali menceritakan tentang bagaimana para guru sekolah mendidik mereka dengan penuh kedisiplinan pada waktu itu, sehingga menimbulkan suatu memori suka cita bagi para almamater di sekolah ini. 

SD Muhammadiyah Bodon sejatinya terletak di luar kawasan Kota Jogjakarta, SD ini masuk dalam area wilayah Bantul, namun karena daerah ini sudah masuk garis khayal batas wilayah Kotagede, maka wilayah SD Muhammadiyah Bodon ini sudah dianggap wilayah Kotagede sendiri.

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA

Sekolah Dasar Muhammadiyah Bodon didirikan pada Bulan Mei 1924. Pada awal berdirinya, menempati rumah milik KH. Masyhudi, pendiri GROEP MUHAMMADIYAH Kotagede tahun 1916. Sekarang bernama Cabang Muhammadiyah Kotagede Kodya Yogyakarta. Sebelum bernama SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH, namanya:
  1. HIS (Holand Indie School) atau Sekolah Bumi Putera 
  2. Sekolah Rakyat Sempoerna-Jaman Jepang 
  3. Sekolah Rakyat/SR 6 Tahun Jaman Kemerdekaan 
  4. Sekolah dasar/SD, mulai tahun 1960 (memperoleh subsidi Pemerintah 1951). 

Sekolah Dasar Muhammadiyah Bodon sebelum menempati gedung permanen (yang sekarang dapat kita lihat) mengalami 6 kali perpindahan lokasi yaitu meliputi: 
  1. Rumah KH. Masyhudi Balokan Trunojayan (Wetan Kanthil) 
  2. Rumah Bapak Achjar, Citran 
  3. Rumah Bapak R. Mandoyo, Kudusan 
  4. Pendopo Jurang Bodon (Mbah Diro) 
  5. Komplek Masjid Perak (sekarang dipakai SMP Muh. VII) 
  6. Bodon Jagalan banguntapan, menetap (dan sebagian masih menumpang di Pendopo milik H. Anwar Sodiq dan bapak H. Supardi Atmosudigdo, Celenan) 
  7. Bodon Jagalan Banguntapan (menetap dengan tanah hak milik sendiri) 




Pada tahun 1957 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kotagede periode Pimpinan Bapak H. Human Siraj membeli rumah milik Bapak RW Projosutrisno diatas tanah seluas 200 m dengan harga Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) atas nama Bapak KH. Duri WSD Kudusan untuk Sekolah Dasar Muhammadiyah Bodon yang sekarang menjadi gedung induk. Namun gedung ini belum dapat menampung jumlah murid atau ruang kelas yang dibutuhkan oleh SD, sehingga kelas III dan IV meminjam tempat pendopo milik H. Anwar Sodiq (sebelah Timur Mahad Islamy). Untuk kelas I dan II menempati di pendopo Bapak H. Sapardi Atmosudigdo. Celenan/ jarak kurang lebih 400 m dari gedung induk ini (arah ke Timur). 

Kemudian atas kemurahan dan keikhlasan Bapak Mulyo Prawito pada tahun 1978 dibuatkan Gedung/ruang kelas sebanyak 4 lokal di Komplek Masjid Al-Amin Bodon diatas tanah miliknya, untuk memudahkan kelas III dab IV yang masih menempati di Pendopo H. Anwar Sodiq. 

Pada Tahun 1988 atas Prakarsa para alumnus HIS/SR/SD Muhammadiyah Bodon, yang diketuai oleh dr. Yanto, para alumni dapat menyumbangkan kepada almamaternya serta dibantu para dermawan dan BP3 membuat lokal Gedung dengan ukuran 8x16 meter, beserta tempat sepeda untuk guru dan murid. Dibangun dalam waktu 3 bulan dan menelan biaya sebesar Rp 7.941.600,- di komplek Masjid Al-Amin Bodon berdekatan dengan gedung/lokal yang dibuatkan Bapak Mulyo Prawito. Gedung ini dimaksudkan untuk memindahkan murid kelas I dan II yang masih menempati di Pendopo milik Bapak H. Sapardi Atmosudigdo. Sejak 17 Juli 1988 SD Muhammadiyah Bodon hanya 2 komplek, satu di Gedung Induk dan satu lagi di komplek Masjid Al-Amin Bodon. 

Periodisasi Pimpinan Sekolah: 
  1. Bapak Soemindo, Jaman Belanda 
  2. Bapak R. Sastrowahono, Jaman Belanda/Jepang 
  3. Bapak Dawam Marzuki, Jaman Jepang 
  4. Bapak R. Djoemairi Martokusuma, Jaman Jepang/Kemerdekaan 
  5. Bapak Sudjadi Brotosiswoyo, Jaman Kemerdekaan 
  6. Bapak Mardisiswoyo 1949 - 1963 
  7. Bapak Sumadji 1963 - 1964 
  8. Bapak Djamzuri 1964 - 1988 
  9. Bapak Wilardjo, SH 1988 - 2001 10. Bapak Drs. H. Sukemi Tirta, M.Pd 2002 - sekarang 

Dalam perjalanannya SD Muhammadiyah Bodon mulai tahun 1990, masuk Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banguntapan Daerah Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

1 komentar:

  1. tambah maju dan modern saja nih SD Muhammadiyah Bodon Kotagede Jogja,
    sukses selalu semoga menjadi sd yang bagus untuk mendidik murid muridnya agar bermoral bagus juga

    BalasHapus